Review Buku "Bersepeda ke Hatinya", Sebuah Perjalanan Tak Biasa Seorang Guru TK

"Selama kita masih di dunia, apa sih yang tidak mungkin? kuncinya sabar dan kencangkan doa."

Kutipan kalimat dari  buku yang berjudul "Bersepeda ke Hatinya" ini, berhasil mencuri perhatianku di lembaran perdananya. Disusul dengan lembaran-lembaran berikutnya, hingga berakhir dihalaman tujuh puluh enam.

Menurutku, buku ini disusun dan diterbitkan secara rapi, oleh Ellunar Publisher. Sampul putihnya berilustrasi bangunan tingkat berwarna merah bata. Dengan sosok perempuan yang tengah mengayuh sepeda ontel, berhiaskan bunga berwarna merah dikeranjangnya. Dari covernya saja, sudah menyiratkan semangat yang membara. Ditambah lagi dengan foto-foto berwarna disetiap ceritanya, akan membuat buku ini semakin menarik untuk dibaca.

Ada sembilan bagian cerita. Mengisahkan perjalanan tak biasa, seorang guru TK bernama Denik, yang memiliki keinginan kuat untuk bertemu para idola yang ia kagumi. Baginya, "Sosok idola tak melulu public figure. Intinya seseorang yang menginspirasi dan bisa memotivasi hidup kita," ungkap Denik dalam buku tersebut.

Dalam perjalanannya bertemu sang idola, banyak kisah yang membuatku melongo dan qamenelan ludah. Bagaimana tidak ? Denik berhasil menaklukkan puluhan kilo meter dengan kayuhan sepasang pedal, demi berjumpa dengan si idola yang menginspirasi hidupnya.

Apa yang tengah dilakukan oleh Denik, belum tentu bisa dilakukan oleh banyak perempuan lain termasuk diriku. Jangankan menempuh kiloan meter, mengayuh sepeda melintasi arus Jakarta saja, aku tak kuasa. Tau sendiri lah, bagaimana derasnya lalu lintas Ibukota yang tak bisa dibilang ramah bagi pesepeda kecuali weekend menyapa.

Banyak hal unik dan menarik dalam buku "Bersepeda ke Hatinya". Meski tergolong tipis, buku ini berhasil menyuguhkan bacaan sehat yang syarat akan motivasi hidup dengan tutur bahasa yang ringan.

Denik berhasil menggiring pembaca seolah ikut serta dalam petualangannya. Seperti di awal sambutannya, ia sangat yakin selama ia masih ada di dunia, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Namun, tetap dibarengi dengan sabar dan doa.
Mbak Denik dan SiMas
Foto: IG @Denik.Erni

Hal ini sangat jelas terlihat, manakala kesabarannya diuji dengan hujan deras dan hempasan air dari kendaraan roda empat yang tak punya empati terhadap sepeda mini yang sudah menepi. Saat itu, Denik sedang dalam perjalanan bersama 'SiMas' dari Kota Serang, Banten menuju Kota Tangerang.

Bagian dari cerita perjalanan itu, benar-benar mengaduk emosiku. Belum lagi saat Denik mengangkat 'SiMas',  guna memotong jalan aman demi memperpendek waktu tempuh, hingga teriaknya pada pengendara roda empat yang sengaja menutup akses jalurnya. Kesemuanya itu, berhasil meninggalkan jejak-jejak berharga di otakku.

Untuk itu, aku benar-benar rekomendasikan teman-teman buat baca buku "Bersepeda ke Hatinya". Sebab, aura positif yang terkandung di dalamnya, akan mengalir dan menyejukkan para pembaca. Aku sendiri sudah merasakannya. Bahkan, beberapa idola yang berhasil ditemuinya, berdecak kagum dengan kisah perjalanan seorang Denik dan 'SiMas' yang menginspirasi.

Menurutku, buku ini terlalu indah untuk dilewatkan. So' segera jumpai penulis di blog pribadinya  https://catatandenik13.blogspot.com/?m=1 .

Bersepeda ke Hatinya

Penulis
Denik

Penyunting
Nurma Desty Anggraeni

Penata Letak
Febriani Tabita Dara Ninggar

Pendesain Sampul
Hanung Norenza Putra

Penerbit
Ellunar Publisher
Bandung, Ellunar, 2020
Vi+76Hlm Berwarna

Cetakan pertama, Februari 2020

Harga: Rp75.000

Tentang Denik
Dari kiri ke kanan: Ka Amanda,
Mb Denik, Aida. Foto bertiga, biar
Kecipratan aura positif dr penulis.
Foto by Amanda 

Belum lama aku mengenal Mbak Denik. Sekira satu tahun silam. Saat itu, kami dipertemukan dalam sebuah event di Hotel Sangrila. Sosoknya yang setia mengenakan kain dan kebaya, membuat tampilannya semakin unik dan menarik. Bisa dibilang sedikit tomboy, jika dilihat dari cara berjalannya yang cepat. Padahal Mbak Denik mengenakan kain sebagai padu padan kebayanya. Terlebih, Mbak Denik seringkali mengayuh 'SiMas' kemana-mana.

Kecintaan Mbak Denik di dunia tulis menulis, berhasil menorehkan prestasi yang gemilang. Berbagai kejuaraan, telah diboyongnya. Beberapa karyanya pun telah diterbitkan. Antara lain: Love Pasta, Backpacker With Kebaya, Ketika Srikandi Bersepeda, Ode to Roy, Its Me, Bersepeda ke Hatinya, Sinema Indonesia Apa Kabar? dan banyak lagi karya lain yang telah terukir di blog pribadinya.

Dari Mbak Denik, aku dapat menyerap energi baru. Energi yang membuatku mewajibkan diri untuk terus menulis. Mbak Denik meyakinkanku dengan optimismenya, "Setiap tulisan, pasti ada pembacanya". Kalimat sederhana yang dilontarkan mbak Denik itu, rupanya berhasil menjadi secercah cahaya dalam redupnya cita, yang tak tentu masanya.




Komentar

  1. Wah, terima kasih atas apresiasinya Mba. Senang bisa berbagi inspirasi.

    BalasHapus
  2. Sami2 Mb Denik,,, ditunggu karya2 berikutnya yah

    BalasHapus
  3. Wah.....baru tahu kalau mbak Denik ini guru TK, sama dengan Mantan pacar saya di rumah hehe...

    Dari resensi yang ditulis mbak Nur Aida, pasti asyik nih bukunya. Selamat sukses ya, ditunggu karya berikutnya. Salam....

    BalasHapus

Posting Komentar