Pengalaman Scalling Gigi: Mulai Trauma Sampai Mau Lagi

Proses Scalling sedang berlangsung,
bersama drg.Gufron dan Asisten
(Foto:dokpri)
Satu setengah tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menyimpan sebuah karang yang bersemayam di gigi. Meskipun terasa sangat tidak nyaman, rupanya aku tetap memilih untuk pasrah dengan kenyataan ini. Padahal sih jika dirasakan dengan serius, sangatlah tidak nyaman berteman dengan si karang gigi yang mulai mengeras ini, menurut anjuran dokter sih, membersihkan karang gigi itu setidaknya rutin setiap enam bulan sekali. Dulu sih aku paling rajin untuk berkunjung ke dokter gigi, yah sekadar berkonsultasi maupun membersihkan karang gigi (scalling). Awalnya sih dalam rangka memanfaatkan asuransi saja, tapi lama-lama jadi keterusan buat ngobrol sama dokter giginya, sampai sering telponan berasa teman gitu. Oh, indahnya waktu itu. Sampai suatu ketika, dokter kesayangan pindah tugas ke klinik lain di luar Jakarta. Hiks,,,jadi galaulah aku. 

Kira-kira tujuh bulan usai pindahnya dokter kesayangan, aku pun mencoba untuk move on dari perpisahan (seperti sebuah kisah antara dokter dan pasien saja,hihihi..). Singkat cerita, aku pun mecoba untuk scalling gigi di klinik yang sama namun dengan dokter yang berbeda. Dan di sinilah awal mula aku mengalami trauma yang lumayan panjang dengan perawatan scalling. Padahal karang gigiku tidak begitu banyak ketika aku melihatnya di depan kaca. Tapi proses yang aku alami sangatlah tidak biasa. Bukan sebatas ngilu biasa, tapi lebih dominan ke rasa sakit yang teramat. Padahal aku sudah berulang kali mengernyitkan dahi dan memberikan aba-aba untuk berhenti karena tidak tahan dengan rasa sakitnya. Tapi tetap saja prosesnya harus terus berlanjut, hiks.. Rasanya pengen kabur saja saat itu. Memang sih dokter meberikan jeda ketika aku memberikan aba-aba. Tapi tetap saja setelah itu terulang proses menyakitkan yang sama. Dan aku pun hanya bisa pasrah sembari meremas pegangan dental chair sebagai pelampiasan.

Lima belas menit pun berlalu, dan dokter menuliskan resep berupa obat pereda nyeri (ibuprofen) dan vitamin C, padahal proses scalling sebelum-sebelumnya, dokterku tak pernah memberikan obat pereda nyeri maupun vitamin C. 

Baiklah aku nurut saja dengan menebus resep tersebut. Sesampainya di rumah, aku pun memakasakan diri untuk tidur dengan harapan "Mungkin setelah bangun tidur nanti, rasa sakitnya sudah hilang kali yah", celotehku dalam hati.

Dan ternyata, harapan tak seindah kenyataan. Ketika aku bangun tidur, pertama kali yang aku rasakan adalah rasa sakit di seluruh gigi. Bahkan untuk bicara saja sangat berasa sekali. Sampai-sampai suhu badanku pun mulai naik. Pengen nangis rasanya, hiks. Perut sudah mulai lapar pula, dan gigi ini tidak bisa dipakai untuh mengunyah dengan sempurna. Oh,,,lengkap sudah kegundahanku. 

Akhirnya, dengan terpaksa aku pun memesan bubur agar mudah untuk mengunyahnya, minimal rasa lapar ini sedikit terkendali. Dengan terpaksa pula, aku makan juga ibuprofen resep dari dokter gigi tadi. Meskipun tak memberikan banyak dampak, setidaknya bisa mengurangi sedikit rasa sakit yang melanda.

Nah, itu tadi sekilas ceritaku tentang trauma dengan proses scalling. Untuk selanjutnya, aku mau ceritain juga tentang sedikit pengalaman scalling setelah trauma yang mendera satu setengah tahun yang lalu. Yuuk intip,..

 Scalling Gigi di Global Estetik
Voucher dari Kak Sob,,
Thanks Kak Sob dan Kak Ziah
(Foto:dokpri)
Semua berawal dari seorang teman yang baik pastinya. Siang itu, saya menerima WhatsAap dari Kak Sobari, Founder komunitas Tau Dari Blongger (TBD) yang menawarkan saya voucher Scalling Gigi di Global Estetik senilai Rp500.000. Wow, senang pastinya. Seolah lupa dengan trauma yang pernah ada, aku pun langsung menerimanya. Fikirku, aku bisa mengajak beberapa kawan blogger untuk bareng-bareng scalling gitu. Biar tidak tegang dan kalau banyak temannya kan pasti seru. Apalagi ada yang nge-vlog, pastilah tambah santai suasana yang ada. 

Malam harinya, aku pun membuat janji dengan dua orang kawan blogger untuk melakukan scalling di Klinik Global Estetik cabang Permata Hijau. Pendaftaran pun sudah kami lakukan melalui WhatsAap di nomor yang sudah tertera di website resmi www.globalestetik.com . 

Keesokan harinya, dengan menggunakan moda transportasi umum yakni Transjakarta, aku pun melangkah pasti mengunjungi Global Estetik Dental Care yang berada di ITC Permata Hijau. Tak sulit untuk menemukan lokasi dari klinik tersebut. Teman-teman cukup menggunakan Transjakarta dan turun di halte Permata Hijau. Dari halte, cukup arahkan langkah kaki menyusuri halte busway dan masuk ke kawasan ITC Permata Hijau, kemudian naiklah ke lantai satu dengan menggunakan eskalator. Gimana? mudah kan.

Dan siang itu aku ditemani oleh kawan blogger yaitu Kak Fauziah dan Marudiyah. Kami bertiga mulai memasuki ruangan yang terlihat nyaman. Dan kami pun registrasi ulang sebelum melakukan tindakan. Kebetulan ada dokter Gufron yang bertugas di Hari Sabtu. Sebelum melakukan tindakan, dokter Gufron menjelaskan sekilas tentang proses scalling yang akan kami jalani. 

Jadi, menurut penjelasan dari drg.Gufron "Scalling gigi itu adalah prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan dan membersihkan plak dan karang pada gigi. Terbentuknya plak yang umumnya berwarna kuning ini, ketika bakteri bercampur dengan sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut. Plak yang dibiarkan hingga mengeras dan bercampur dengan air liur akan memicu terbentuknya karang gigi", kata drg.Gufron. 
Makasih dokter (drg.Gufron)
(Foto:dokpri)
Dokter Gufron juga menambahkan bahwa plak dan karang gigi ini sulit dihilangkan dengan metode sikat gigi biasa, sehingga membutuhkan tindakan dan alat khusus melalui metode scalling gigi, jelas drg.Gufron.

Well, setelah puas berkonsultasi, kini saatnya menuju dental chair dan siap-siap membuka mulut untuk diperiksa. Sebelumnya aku sempat bertanya pada drg.Gufron terkait alat yang digunakan untuk scalling gigi yang akrab disebut dengan bor oleh beberapa awam. Jadi, menurut penjelasan dokter, alat yang digunakan untuk scalling gigi ini, namanya Scaller. Untuk sistem kerjanya adalah bergetar, bukan nge-bor. Dan ujungnya tumpul, jadi tidak akan melukai gusi. 

Jika dalam prosesnya akan terasa sedikit ngilu, ini dikarenakan karang giginya sudah terlalu lengket ke gigi dan menutupi sedikit gusi. Ketika scaller behasil memecah karang gigi, maka wajar mengeluarkan sedikit darah. Dan hal ini sama sekali tidak berbahaya. Jadi jangan takut yah. Karena aku pun sudah tidak trauma lagi ketika scalling di Global Estetik. Hal ini dikarenakan pelayanan dari dokternya sendiri sangatlah profesional dan hati-hati sekali dalam melakukan tindakan. Tak ada rasa sakit yang sebelumnya sempat membuatku trauma. 
Sekali-kali pamer senyum usai Scalling,
Owh,,,silau guys,hihihi
(Foto:drg Gufron, Mardiyah,KakZiah,Aida)
Jadi, pada intinya untuk proses scalling itu sendiri sebenarnya tidak menyakitkan jika dilakukan oleh dokter gigi profesional. Ngilu sedikit itu hal yang wajarlah. Bagi saya pribadi, usai melakukan scalling di Global Estetik, saya ngerasa cocok dan berani merekomendasikan buat Teman-teman semua. Mulai dari tempat yang nyaman dengan akses lokasi yang mudah di jangkau, dan pelayanannya pun sangat ramah. So' untuk informasi lebih lanjut, Teman-teman bisa langsung berkunjung di www.globalestetik.com



Komentar

Posting Komentar