Terdapat Paparan Radiasi Nuklir di Batan Indah, Ini Langkah Bapeten

Foto ilustrasi : Wikipedia

Today, aku cukup terkejut saat membuka chat di WhatsApp grup  'Netizens BAPETEN'. Dalam grup tersebut, Bu Retno Agustyah  selaku Ka Subbagian Hubungan Masyarakat BAPETEN, mengunggah  press release  yang berisi temuan paparan radiasi nuklir yang terjadi di Tangerang Selatan. Dalam release itu, kronologi kejadian dituliskan secara detail dalam 17 poin.

Satu persatu dari poin-poin tersebut kubaca perlahan dan kuulangi sampai tiga kali. Barulah aku ngeh dan connect terkait statement yang dilayangkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

Dalam release disebutkan, paparan radiasi yang terjadi di Tangsel, bermula saat BAPETEN melakukan uji fungsi unit  pemantau radioaktivitas lingkungan bergerak (mobile RDMS- MONA) pada akhir Januari 2020 lalu. Unit ini sudah dimiliki BAPETEN sejak tahun 2013 , guna keperluan kesiapsiagaan nuklir di Indonesia.

Uji fungsi dari unit MONA ini, dimaksudkan untuk menjamin kehandalannya dalam pemantauan radioaktivitas lingkungan. Oleh karenanya perlu dilakukan secara rutin di area Jabodetabek.

Nah, uji fungsi yang dilakukan pada 30-31 Januari 2020 lalu, target areanya meliputi kawasan Pamulang, Perum Dinas Puspiptek, Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, serta Stasiun Serpong. Awalnya sih nilai paparan radiasi di area tersebut normal-normal saja. Tapi, ada satu kawasan yang menunjukkan nilai paparan radiasi naik, yakni di sebidang tanah kosong yang terletak di samping lapangan voli blok J, perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan.

Mengetahui hal ini, tim uji fungsi pun melakukan pengecekan ulang dengan menyisir kawasan tersebut diatas. Dan benar saja, ditemukan nilai paparan radiasi lingkungan dengan laju paparan terukur signifikan diatas nilai normal.

 Terus terang aku ikutan merinding dengernya. Mengingat dampak negatif dari paparan radiasi yang mengerikan. Sebelumnya, aku pernah menuliskannya di sini. Pun demikian, fikiranku tetap saja melayang duluan, udah ngebayangin yang enggak-enggak. Meski sudah dijelaskan bahwa yang terpapar adalah lahan kosong, bukan berarti tak berdampak apa-apa kan. Apalagi lahan tersebut dekat dengan perumahan warga.

Kalau menurut Pak Qohhar, Ka Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten, paparan tinggi yang terjadi di komplek tersebut, secara tidak langsung berimbas pada warga sekitar.

"Warga sekitar bisa dipastikan menerima paparan yang melebihi batas dosis yang diizinkan (sesuai regulasi)," jelas Pak Qohhar melalui chat whatsapp grup, Jum'at (14/02).

Namun, jika berbicara tentang dampak yang terlihat, Ia pun berterus terang bahwa hal ini susah untuk dibuktikan.

Masih dalam diskusi ringan di WhatsApp grup , Pak Qohhar menjelaskan terkait personil dan warga yang sudah terkena paparan radiasi, tak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk mengurangi paparan yang sudah diterima. Namun, untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat paparan tersebut, satu-satunya cara yakni dengan memperkuat daya tahan tubuh, ujarnya. 

Saat ini, pihaknya sedang fokus untuk menghindarkan diri dari sumber paparan berikutnya untuk menjamin warga di perumahan Batan Indah dari paparan radiasi yang tidak perlu.

Semoga personil dan warga disana tetap aman dan selamat . Aamiin Yaa Rabbalalamin.
Foto ilustrasi: IG Batan

Anyway, sekarang kita balik lagi ke release. Dalam kejadian ini, BAPETEN langsung  gercep (gerak cepat) melakukan koordinasi dengan cara menginformasikan hasil pengecekan ke ketua RT setempat, serta memasang safety perimeter (garis pembatas) di lokasi dengan laju paparan yang tinggi, dengan disaksikan langsung oleh Ketua RT.

Selain itu, BAPETEN bersama Badan Tenaga Nuklir (BATAN) juga telah mengambil sampel tanah di sekitar lokasi untuk dilakukan analisa lebih lanjut di laboratorium Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) BATAN.

Menurut hasil analisa di laboratorium, dan juga hasil pengukuran laju paparan sebelumnya, maka tim gabungan BAPETEN dan BATAN terus melakukan upaya pencarian sumber yang diduga menjadi penyebab kenaikan laju paparan di atas, pada 7-8 Februari 2020 yang menemukan beberapa serpihan sumber radioaktif.
Lahan yg terpapar radiasi di Batan Indah
Foto: Liputan6

Ya Allah, ngeri..! ini serpihan-serpihan radioaktif yang tak kasat mata loh, bukan serpihan kenangan mantan yang bersemayam. So' jangan samakan mantan dengan radioaktif ya.

Serpihan-serpihan sumber radioaktivitas tersebut, akhirnya diangkat dan dilakukan pemetaan ulang. Alhasil ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan, namun masih di atas nilai normal.

So, berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi yang sifatnya menyebar di area ini, dan perlu dilakukan kegiatan dekontaminasi dengan cara pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi, serta pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi.

Secara resmi, pihak BAPETEN dan BATAN sudah bertemu pengurus RT/RW di lingkungan perumahan Batan Indah untuk menjelaskan kronologi kejadian dan tindakan apa yang diambil oleh Tim gabungan BAPETEN dan BATAN dalam menangani kejadian ini.

Sampel vegetasi, tanah, dan air sumur di sekitar lokasi, sudah diambil dan selanjutnya akan dikirim ke PTLR-BATAN untuk diolah lebih lanjut, guna memastikan kemungkinan terjadinya kontaminasi silang/terjadi pencemaran. 

Finally, dekontaminasi pun telah dilakukan , dan hasil pengukuran laju paparan mengalami penurunan yang signifikan, namun demikian masih tetap diatas nilai normal. Oleh karenanya, proses dekontaminasi masih perlu dilanjutkan sampai diperoleh nilai laju paparan yang kembali normal.

Sementara itu, tim BATAN juga akan melakukan pemeriksaan Whole Body Counting (WBC) terhadap beberapa warga di sekitar lokasi. Sedangkan untuk alasan keselamatan, warga dihimbau untuk tidak memasuki lokasi terdampak kontaminasi hingga batas trotoar dan lapangan voli. 

Sebenarnya, masih ada tanda tanya besar di kepalaku terkait temuan serpihan radioaktif tadi. Kira-kira asal muasalnya dari mana ya? Kenapa tiba-tiba ada serpihan itu di kawasan yang dekat dengan pemukiman warga? 
Trus, misal BAPETEN saat itu enggak melakukan uji fungsi unit MONA, kejadian tersebut enggak ketauan donk..,hiks,

Memang sih, bicara soal radiasi nuklir, bisa diibaratkan seperti dua mata pisau.  Bisa berfaedah, pun bisa unfaedah. Aku jadi teringat sebuah buku karya dari  Pak Khoirul Huda, Deputi Perizinan dan Inspeksi BAPETEN, yang berjudul 'Dua Sisi Mata Pisau Radiasi'. Dalam buku ini, para awam sepertiku akan mendapatkan informasi terkait manfaat dan bahaya radiasi yang sesungguhnya. 

Komentar

  1. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

    BalasHapus
  2. Ga Ada langkah antisipasi awal dr batan/bapeten menanggulangi radiasi ini? Apa sudah pernah melakukan studi ke negara yg berhasil 'meredam' radiasi nuklir??

    BalasHapus

Posting Komentar