Jelajah Gizi, Aksi Nyata Wujudkan Ketahanan Pangan (Part 1)

Foto doc Team Jelajah Gizi dan @aida_dharma87
Mata ini sulit terpejam usai mendapat Direct Message (DM) dari admin Nutrisi Untuk Bangsa (NUB). Dalam DM itu aku disebutkan terpilih jadi salah satu dari sepuluh peserta yang akan berangkat menjelajah gizi ke Kota Bogor, Jawa Barat. Rasanya tuh antara bahagia bercampur haru. Mengingat di tahun-tahun sebelumnya aku gagal terpilih mengikuti Jelajah Gizi di Kota Malang dan Semarang. Jadi, tak heran jika aku sulit tidur karena pikiranku sudah melayang duluan ke Kota Hujan.

Apalagi setelah challenge dari NUB untuk mengolah masakan khas Bogor, aku pun menjadi rajin berseluncur di dunia maya untuk mengulik makanan dan beberapa destinasi yang patut dikunjungi. "Salah satu ikhtiar menjemput kemenangan," pikirku. Jikalau aku menjadi pemenang, biar tak terlalu terkejut. Kalau pun belum menang, setidaknya alam bawah sadarku sudah pernah pergi duluan ke kota yang dikabarkan berhawa sejuk itu.

Pagi itu, bias mentari lembut menyapa. Hangat sinarnya mengiringi semangatku yang sudah siap menjadi Penjelajah Gizi 2019. Dengan menggendong tas carrier biru berukuran 55 liter lengkap dengan peralatan tempur lainnya, aku berkaca sekilas sebelum beranjak ke titik kumpul di Cyber 2 tower, Jakarta. Aku  menyungging senyum ketika melihat penampilanku di depan cermin. Jika diamati dengan teliti, sekilas mirip dengan Mbak Nadine Chandrawinata yang hendak ber-traveling.

Di Cyber 2 Tower, aku bertemu dan berkenalan dengan peserta Jelajah Gizi lainnya yang terdiri dari food blogger, travel blogger, food fotografi, dan juga para awak media. Kemungkinan besar, wajahku akan muncul di  beberapa media juga nantinya.

Usai berkenalan dan berbincang banyak hal, kami beserta rombongan memulai perjalanan darat menggunakan dua mobil Elf untuk menjemput beberapa peserta yang sudah menunggu di titik kumpul lainnya. Total keseluruhan peserta dalam Jelajah Gizi 2019 yakni 10 orang blogger dan 9 media.

Jelajah Gizi Bogor 2019 ini, menjadi Jelajah Gizi yang ketujuh. Sebelumnya, Nutricia Sarihusada telah sukses menyelenggarakan Jelajah Gizi di beberapa daerah seperti Gunung Kidul (2012), Bali (2015), Kepulauan Seribu (2013), Minahasa (2016), Malang (2017), dan Semarang (2018).
Foto Dok: Materi dr Prof.Ahmad

Program tahunan Jelajah Gizi ini, bertujuan  mengeksplorasi nilai gizi di balik kekayaan pangan Indonesia. Tema yang diusung selalu berbeda tiap tahunnya. Di tahun 2019 kali ini, tema yang diangkat beriringan dengan tema Hari Pangan Sedunia yakni, Eksplorasi Pangan Berkelanjutan: Aksi Kita Tentukan Masa Depan.

Jika mengintip aktivitas di tahun-tahun sebelumnya, Jelajah Gizi bukan sekadar menjelajah kuliner di suatu daerah saja. Banyak kegiatan edukatif yang memberikan wawasan baru tentang kekayaan pangan, kearifan lokal, serta budaya daerah yang akan menjadi target pelengkap. Kabarnya di Jelajah Gizi Bogor, nantinya tak hanya berwisata kuliner saja. Banyak hal unik dan menarik yang belum terekspose secara luas. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, aku akan menuangkan semua perasaan, pengalaman, cinta, kesan,dan pesan dengan segenap jiwa ragaku selama 3 hari 2 malam di kota yang selalu romantis di setiap sudutnya.

Jelajah Gizi Day 1

Sekilas tentang Lawang Suryakencana
Foto: @aida_dharma87

Setelah menempuh 2 jam perjalanan dari Jakarta, akhirnya rombongan Jelajah Gizi tiba di Bogor. Mobil Elf yang kami tumpangi perlahan-lahan memasuki sebuah gapura  besar berwarna merah dan bertuliskan 'Lawang Suryakencana Kampung Tengah- Buitenzorg Dayeuh Bogor'.  Di sebelah kanan dan kiri gapura terdapat dua patung singa, lengkap dengan ornamen khas Etnis Tionghoa.

Gapura yang berdiri di Jalan Suryakencana ini merupakan pintu gerbang menuju kawasan Pecinan. Menurut penjelasan Mbak Erna, salah satu peserta yang berdomisili di Bogor, kawasan Suryakencana memang tak pernah sepi pengunjung.  Padatnya lalu lintas satu arah, lengkap dengan banyaknya pedagang dan pembeli yang berlalu lalang. Jika dilihat dari sejarah, kawasan Suryakencana menyimpan berbagai macam peninggalan sejarah dan budaya. Terkhusus pada nilai pluralisme kawasan yang tergabung dari masyarakat lokal yakni kebudayaan Sunda dan Tionghoa sebagai pendatang.

Gapura Suryakencana ini, dibangun dan diresmikan menjadi Kawasan Heritage oleh Pemerintah Kota Bogor pada tahun 2016. Di Jalan Suryakencana inilah destinasi pertama Jelajah Gizi 2019.

Destinasi Pertama: Soto Mie Kesatuan
Foto: @aida_dharma87

Di hari pertama ini, kedatangan kami disambut sedapnya Soto Mie yang menjadi salah satu ikon kuliner khas Bogor. Berada di kawasan Suryakencana, Soto Mie yang kami kunjungi merupakan Soto Mie legendaris yang sudah ada sejak 1983. Soto Mie Kesatuan namanya.

Kedainya terbilang kecil dengan fasilitas seadanya. Meski demikian, kelezatan Soto Mie Kesatuan tetap menjadi incaran para pemburu kuliner khas Bogor.
@aida_dharma87

Semangkuk Soto Mie dibanderol Rp16.000 tanpa nasi. Di dalamnya terdapat daging sapi yang empuk, mie kuning, bihun, tomat, lobak, kol, hingga risol bihun yang renyah.  Kuah dari Soto Mie Kesatuan ini, berbeda dengan soto mie sejenis. Kuahnya tidak terlalu berempah, sedikit manis dan segar.

Seporsi soto mie ini mengandung nilai gizi yang cukup seimbang. Baik karbohidrat, protein, hingga vitaminnya. Sangat cocok menjadi pilihan menu makan siang bagi para penjelajah gizi sebelum melanjutkan petualangan ke destinasi kedua.

Destinasi Kedua: Boja Farm-Tajur Halang-Bogor
Foto Dok: Team Jelajah Gizi

Tak sedikit pun terlintas di benakku untuk menaiki sebuah mobil pickup. Begitu menegangkan sekaligus menyenangkan. Di destinasi kedua ini, aku dan rombongan diangkut menggunakan mobil pickup yang sudah dimodifikasi antislip pada bagian ban-nya. Jalan yang kami lalui menuju perkebunan organik Boja Farm, cukup menanjak. Sopir yang mengendalikan laju pickup pun sudah terlatih dan hafal jalan menuju lokasi. Jadinya, aman.

Sesampainya di lokasi, kami disuguhi singkong goreng yang empuk dan gurih lengkap dengan infused water (air rendaman buah dan herbal) serta teh yang sudah diramu bersama aneka herbal. Tak heran jika rasa tehnya sangat segar dan menenangkan. Semua bahan yang digunakan baik singkong maupun buahnya, merupakan hasil tanaman organik dari Boja Farm. Sedangkan rasa manis dari minumannya berasal dari daun Stevia yang rendah kalori serta a aman bagi penderita diabetes.
Teh Herbal Boja Farm
@aida_dharma87

Pak John Tumiwa selaku pemilik perkebunan, menjelaskan tentang pentingnya bertani secara organik. Sejak 2010, Pak John sudah menjalankan pertanian organik edukasi wisata di Bogor. Di tahun yang sama, pemerintah juga mencanangkan program Go Organik. Namun, program tersebut tak terwujud secara keseluruhan.

Menurut Pak John, penggunaan pupuk non organik alias kimia dalam bertani, sangat memengaruhi kesehatan manusia dan juga kelestarian alam. Pupuk kimia yang sudah masuk ke tanah, baru bisa dikonversi selama 3 tahun. Setelah itu, tanah baru bisa dikatakan netral dari bahan kimia.

Menjelajah Perkebunan Organik Boja Farm
Keseruan di Boja Farm
Foto dok: Team Jelajah Gizi

Sebelum menjelajah Boja Farm, para peserta dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Kelompok-kelompok ini nantinya akan berkompetisi untuk memecahkan berbagai macam challenge yang diberikan Tim Jelajah Gizi.

Aku masuk dalam 'Tim Oregano' beranggotakan Mbak Rina, Mbak Erna, Mbak Bella, dan Mas Daus sebagai ketua tim. Dan petualangan kami pun dimulai. Menyusuri jalan setapak yang naik turun. Udara perkebunan nan segar dan bersih membuatku semakin bersemangat untuk mengulik apa saja yang ada di Boja Farm ini.
Saung di tengah perkebunan
Foto: Pak Dadang
Istirahat di saung kedua
Foto:Pak Dadang
Di sela-sela perjalanan, para penjelajah diberi waktu beristirahat di sebuah saung lengkap dengan minuman herbal dingin yang memulihkan energi kami. Di saung ini, terbentang sebuah peta wilayah Boja Farm. Sembari menikmati minuman herbal dan singkong goreng, Pak John memberikan penjelasan tentang lahan seluas 15 hektar itu dibagi menjadi 4 zona, yakni : zona sayuran, zona herbal, zona buah-buahan, dan zona rempah-rempah.
Belajar Berkebun Organik
Foto dok Team Jelajah Gizi

Di lahan ini juga menjadi tempat pelatihan bertani organik. Karena Pak John memiliki mimpi untuk mengubah pertanian menjadi sustainable. Para penjelajah gizi juga mendapatkan workshop langsung cara menanam secara organik mulai daari bibit, media tanam dan juga perbandingan yang tepat dalam membuat pupuk organik.

Ketika memasuki zona herbal, aku melihat beberapa tanaman yang sebelumnya hanya bisa kulihat di internet maupun televisi. Bersyukur sekali bisa melihat dan memegangnya langsung seperti basil, sage, rosemary, hingga oregano.
Zona Herbal
@aida_dharma87

Tanaman herbal ini, tumbuh di atas  stereofoam sebagai medium tanamnya. Stereofoam yang digunakan merupakan bekas pakai yang difungsikan kembali. Alasan Pak John menggunakan stereofoam tak lain karena ketahanan stereofoam ini tergolong sangat panjang mencapai 100 tahun. Jika difungsikan kembali, setidaknya bisa mengurangi penumpukan sampah yang merusak bumi.
Foto dok: Team Jelajah Gizi
Oh ya, hasil dari perkebunan organik Boja Farm, sudah banyak dijual di beberapa supermarket di Jakarta loh. Baik berupa produk sayuran segar maupun yang telah dikeringkan. Untuk produk kering, dipasarkan dengan nama Java Spice. Ada juga keripik sehat yang sudah masuk di beberapa bioskop.
Yang sy pegang ini adalah
Bawang Dayak, manfaatnya
Utk vitalitas

Aksi yang dilakukan Pak John, sangat menginspirasiku. Tips-tips yang disampaikan pun sangat mengena di lubuk hatiku yang terdalam. Bagaimana tidak, untuk melakukan aksi hebat seperti Pak John, bisa dimulai dari hal kecil seperti memotong dan menanam satu jenis komoditas yang kita beli di pasar seperti cabe. Biji cabe kering bisa kita tanam di rumah sebagai awalan untuk menanam komoditas lainnya. "Jadi mulailah dari diri kita dulu," jelas Pak John.

Puas menjelajah Boja Farm, kami dipersilakan  santap siang dengan menu organik yang semuanya lezat. Pak John mengatakan bahwa hidangan yang disuguhkan tersebut diolah dengan less salt n sugar, serta non MSG. Makanan kami disajikan di atas daun pisang yang terbujur panjang, dengan aneka menu lezat menggugah selera makan. Menu-menunya antara lain: Tumis kangkung, tumis wortel buncis, lalapan selada dan mentimun, ayam goreng, tahu, tempe, ikan goreng, pepes ayam, sambal tomat, lengkap dengan nasi liwet hangat yang wangi sekali aromanya.

Talkshow Healthy Diet dan Sustainable Food
Usai bersantap siang, rangkaian acara dilanjutkan dengan Talkshow Healthy Diet bersama Corporate Communication Director Danone, Pak Arif Mujahidin.

"Pada dasarnya makanan itu tidak dilihat hanya dari rasanya yang enak saja.  Tapi kita juga harus tau juga tentang apa yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi. Dengan begitu, kita bisa melakukan aksi nyata untuk mewujudkan Healthy Diet and Sustainable Food," jelas Pak Arif.Dengan adanya kegiatan Jelajah Gizi yang sudah diselenggarakan sejak  2012 hingga 2019 ini, diharapkan bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli dan memahami dari mana makanan mereka berasal, bagaimana makanan itu tumbuh, serta bagaimana cara pengolahannya hingga sampai diatas piring mereka.  Dengan demikian, maka kita bisa melakukan sebuah aksi nyata terkait gerakan revolusi  pangan sesuai visi 'One Planet One Health' dari Danone.

Sementara itu, dalam Rangka Hari Pangan Sedunia 2019, Sesi talkshow semakin menarik untuk disimak. Mengadopsi tema FAO  Healthy Diet - Action is Our Future, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS,PhD selaku Pakar Gizi dan Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor, menjelaskan secara gamblang tentang diet sehat dan aksi yang bisa kita lakukan untuk masa depan.

Mengapa Healthy Diet Penting?

Menurut penjelasan Prof. Ahmad, Healthy Diet itu sangat penting karena di dalamnya terdapat pola makan yang baik sehingga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, juga mampu melindungi diri dari berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker.

Untuk memenuhi gizi seimbang, sebenarnya tidak mahal. Karena semua bahan-bahan makanan lokal di sekitar kita pun sudah mencukupi. Tinggal mengkombinasikan beragam makanan yang mencakup:

*Makanan Pokok seperti serelia (nasi, jagung, sorghum, gandum) atau umbi-umbian dan akar-akaran yang berpati (talas, ubi jalar, singkong, uwi, sagu) atau buah-buahan berpati (sukun, pisang).
*Kacang-kacangan (kedelai, koro, kacang ijo, kacang merah, kapri).
*Buah dan Sayuran
*Pangan dari sumber lokal (daging, unggas, ikan, telur, susu)

Selanjutnya, tinggal menyesuaikan dengan porsi dan juga cara pengolahannya saja. Sebisa mungkin mengurangi gula dan garam serta lemak. Sebagai salah satu contohnya, jika kita terbiasa memasak ayam dengan digoreng, mulailah mencoba memasaknya menjadi menu lain seperti pepes ayam yang dihidangkan saat makan siang tadi. Rasanya pun tak kalah lezat dengan ayam goreng yang biasa kita santap. Dengan demikian, lemak trans tak masuk ke dalam tubuh kita. Wah, tantangan baru buat saya nih Prof, sebagai Ibu rumah tangga yang sudah semestinya lebih aware lagi dalam menyajikan masakan sehat bergizi seimbang untuk keluarga.

Nah, selama Jelajah Gizi 2019 ini, para peserta akan diajak melihat secara langsung konsep dari healthy diet tersebut diimplementasikan pada setiap proses pangan mulai dari penanaman seperti yang kami kunjungi di Boja Farm, pengolahan, penjualan, hingga konsumsi pangan jadi.
Manhattan Fish n Chips
@aida_dharma87

Rangkaian kegiatan Jelajah Gizi di hari pertama akan dilanjutkan dengan bersantap Sate Sumsum Pak Oo. Namun, siapa sangka hujan lebat mengiringi perjalanan kami yang membuat schedule berubah. Sebuah perubahan jadwal yang menyenangkan dan syahdu menurutku. Karena kami diajak dinner di restoran steak yang mewah. Ah senangnya ^^ . Menu yang aku pilih pun begitu lezat menggoyang lidah. Seporsi Manhattan Fish with Chips dan Thai Tea, sangat cocok dengan suasana restoran yang syahdu.
Dinner Romantis with Sahabat
Jelajah Gizi
Foto: Team Jelajah Gizi n @aida_dharma87

Usai dinner, kami beserta rombongan bertolak menuju hotel untuk beristirahat. Ibis Style Hotel menjadi tempat peristirahatan peserta Jelajah Gizi 2019. Hotelnya bagus dan nyaman. Fasilitasnya tergolong cukup lengkap. Teman sekamarku adalah Mbak Rina, seorang food fotografer yang baik dan murah ilmu. Di dalam kamar, aku sering bertanya banyak hal tentang foto dan masak-memasak. Sampai akhirnya, kami berdua terlelap dengan sempurna. Sampai jumpa di hari kedua dengan penjelajahan yang tak kalah menarik dengan hari pertama.

Jelajah Gizi Day 2



Komentar


  1. Lezat ya masakan2 khas bogor... eeeem ngiler dh asinan nya msh ngga nih kk 🤭🤭🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga sekedar enak dan seger, tapi full ama gizi. Lemak yg ada di komper ama seledri dan tomat. Enak bgt

      Hapus
    2. Benar sekali Ka' , kata Prof.Ahmad harus berimbang dalam bersantap. Seperti soto mie , ada lemak dr daging, ada pula sayuran seperti tomat,lobak,dan kol. Jadi balance gt

      Hapus

  2. Asinan bogor juga enak ya kalo bahan2 nya di buat dari bahan2 orgamik

    BalasHapus
  3. Iyah mbak ,,, spesial banget pastinya. Dengan bahan organik lebih sehat gitu ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadinya iri aku ga ikut. Organik. Sehat dan enak

      Hapus
    2. insyaAllah tahun depan ada lagi challenge masak-masak nya Kak..bisa ikutan berkompetisi di Instagram. Nantinya akan dipilih lagi untuk bertualang menjejah gizi bersama Nutrisi Untuk Bangsa

      Hapus
    3. Yuuk Ka' kita mulai bertani organik di sekitar kita untuk memenuhi sebagian dr kebutuhan dapur

      Hapus
  4. Pantesan di ignya sering posting makanan yaa.. jadi karena belajar dr pengalaman sebelumnya yang gak kepilih jelajah gizi ke malang toh. Alhamdulillah tahun ini terpilih video jelajahnya juga komplit euy... Semoga kepilih lg yaa di momen selanjutnya u. Ikut jelajah gizi^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi ,,,yuups, tapi pada dasarnya aku suka masak n selalu tertarik dengan nutrisi makanan gt. Aamiin ,,, makasih yah Kak doanya.

      Hapus
  5. Fokus ama teh dan infused water aku tuh. Enak dan good for health kayaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups Ka' syegeeer dan menenangkan. Manisnya alami banget dari daun stevia.

      Hapus
  6. Aaaah aku menikmati banget baca artikel ini. Apalagi soal makanannya.. Hehe..
    Good luck mba Aida, ditunggu pokoknya artikel berikutnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheh siyaaap ditunggu Part 2 yah, lebih seru lagi pastinya.

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Mungkin jika aku turut serta, aku rela di tinggal di zona buah dan sayur mbak, hihihi. Aku lebih dominan makan sayur tinimbang daging, lihat yang fresh, hijau dan segar seperti itu rasanya aku ingin jadi vegetarian jika tinggal disana. Apalah dayaku yang hanya disuguhi visual gambar infused water saja sudah merasa fresh di mata :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheh,,,kalau senggang berkunjunglah ke Boja Farm Rev. Eh iya tahun depan, ikut aja pas challenge masak-masak. Nanti bakalan ada lagi JelajahGizi

      Hapus
    2. Aku mau ikut donk.. zonabuah yaa soalnya manis aku suka yg manis... Kyk mbanya hehheh

      Hapus
  9. Bogor terkenal dengan talas, bawa oleh2 talas gk kak..? Enak tuh dikukus dikasih parutan kelapa muda hmmm, maknyus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bawa donk olahannya,,nanti di part 2 ada cerita tentang talasnya. Ditunggu yak

      Hapus
    2. ehh salah, cerita tentang talas maksudnya hehe..

      Hapus
    3. Sudah rilis Part 2 dan 3 Mas,,heheh selamat menikmati yah ^^

      Hapus
  10. Seneng banget mbak Aida jelajah gizi bener-bener menjelajah. Daku melihat dari temlen IG temen-temen yang ikutan. Wah mantap tenan yak.

    Soalnya dengan menjelajah langsung ilmu yang didapatkan itu lebih mantap masuknya, karena terjun langsung

    BalasHapus
  11. Seneng banget deh rasanya bisa jalan jalan sambil dapat ilmu di jelajah gizi terus juga bisa Kenalan Dengan teman teman dan tau makanan makanan yang ada di daerah bogor, seru ya mba ya

    BalasHapus
  12. Aku sih suka nih kalau makan hehe. Maksudnya, dengan kegiatan positif ini, kita malah jadi tahu kalau ternyata kita ini adalah bangsa yang kaya.

    BalasHapus
  13. Untung bacanya pas sarapan jadi ga begitu laper hehe. Pingin ikutan acara seperti ini deh, mengedukasi sekaligus jalan-jalan plus jajan

    BalasHapus
  14. Wih asyik bgt kak acaranya, walaupun sampai malam pasti tetap seru, makanpun tetap tersedia, ngiler aku, hehee

    BalasHapus
  15. Asyiknya kakak bisa hadir di acara yg keren ini makanannya penuh gizi semua

    BalasHapus

Posting Komentar