Tudingan Auto Murtad Film The Santri, Begini Tanggapan KPSBI MUI

Salah satu adegan santri
Mengirimkan tumpeng ke Gereja
Yang menjadi kontroversi
(Foto: Laman NU Channel)

Polemik Film The Santri di media sosial kian lama kian meruncing. Film yang diproduksi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang disutradarai oleh Livi Zheng ini, menuai banyak kontroversi sejak pertama kali merilis trailernya melalui NU Channel (9/9/2019).

Ada dua adegan dalam Trailer Film The Santri yang terus menuai hujatan dari berbagai kalangan. Pertama, adegan dua orang santri yang masuk ke sebuah gereja dengan membawa tumpeng. Kedua, adegan santri yang berlainan jenis dan bukan mahrom sedang berduaan di sebuah tempat.

Berbagai macam cibiran pun mewarnai laman media sosial Twitter. Tak sedikit pula warganet yang mengatakan bahwa adegan santri yang masuk gereja termasuk dalam kategori auto murtad. Sehingga muncullah tagar (#) Boikot The Santri yang sempat memenuhi media sosial Twitter dan Instagram. 

Menanggapi masalah ini, Wakil Ketua Komisi Pembinaan Seni dan Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (KPSBI MUI), Saiful Bahri mengungkapkan bahwa perbedaan pendapat memang seringkali terjadi, namun jangan sampai saling menyerang satu sama lain. 

Mengenai tudingan kepada santri yang auto murtad ketika memasuki gereja dalam adegan Film The Santri, Saiful mengatakan bahwa ia belum pernah mendengar maupun menemukan kalimat auto murtad yang dikabarkan viral.

 "Auto murtad kan berarti Takfiri. Menuduh seorang muslim menjadi kafir atau murtad. Sedangkan yang memiliki hak mutlak dalam menentukan seseorang itu kafir atau tidak hanyalah Allah SWT," jelas Saiful di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat (Selasa, 23/09)

Saiful menambahkan bahwa Nabi Muhammad juga tidak pernah mengatakan bahwa orang muslim yang memasuki gereja adalah auto murtad.

"Adegan mengirim tumpeng yang ditayangkan pada Trailer Film The Santri, belum jelas maksudnya apa? Bisa jadi itu nasi tumpeng yang dipesan oleh Gereja atau apa, belum jelas konteksnya karena masih berupa cuplikan film," kata Saiful.

Sedangkan terkait tagar (#) Boikot The Santri, Saiful berpendapat bahwa viralnya tagar tersebut justru akan membuat film semakin banyak ditonton orang. 

"Semakin banyak pemboikotan, maka semakin banyak pula penontonnya. Lihat saja nanti," ungkap Saiful.

Meski banyak menuai tudingan, Film The Santri juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Hal ini terlihat melalui jumlah viewer yang mencapai 2,6 juta penonton melalui akun Youtube NU Channel. 


Komentar

  1. Apa cuma aku ya yang udah jarang banget nonton film di bioskop. Ahaha. Berpegang teguh sama drakor. Film ini apalagi, belum nonton.

    BalasHapus
  2. Ini yg lagiheboh ya, aku nunggu review filmnya dulu, kalau ternyata bagus dan nggak melenceng spt yg dikatakan pemboikot aku mau nonton.. kalau memang ga sesuai ga nonton. Pokoknya jangan apa-apa marah deh, aku cinta damai 😄

    BalasHapus
  3. Aku malah suka film yg menyajikan toleransi di Indonesia seperti ini. Jadi buatku pribadi, gak ada masalah film ini.

    BalasHapus
  4. Duh ini, makin kesini apa jadi gak boleh ya kalau ada toleransi antar agama? Masa seperti ini dibilang murtad?

    BalasHapus

Posting Komentar