Pesan Din Syamsuddin Usai Putusan MK

Keterangan foto: Rapat Pleno Wantim MUI ke 40. Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nasir Zubaidi (kiri), Sekretaris Jenderal Majelis Anwar Abbas (kedua kiri), Wakil Ketua Nasaruddin Umar (tengah), Ketua Umum Din Syamsuddin (kedua kanan), Sekretaris Dewan Pertimbangan Nur Ahmad (kanan) saat rapat Pleno Wantim MUI ke 40 di Jakarta Pusat, Rabu (26/6). (Foto:Diary Aida)

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia terkait keputusan Mahkamah Kostitusi (MK) yang diputuskan pada Kamis, (27/06)

"Yang pertama, apapun keputusan MK bagi yang tidak setuju atau keberatan, karena dinilai belum berkeadilan, jadikanlah itu catatan untuk perubahan kedepan," kata Din di kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat (26/06).

Menurutnya, catatan itu ditujukan kepada siapa yang nantinya ditetapkan sebagai pemenang. Agar si pemenang mengetahui bahwa kemenangan itu tidaklah utuh. Apalagi selisih dari hasil pemilu pilpres tidak terlalu besar.

"Jika misal puluhan juta pendukung yang lain, maka itu harus diyakini adalah rakyat Indonesia. Maka jangan sampai pemangku amanat nanti, berbuat untuk pemilihnya sendiri. Karena hal semacam itu seringkali terjadi," kata Din.
Din Syamsuddin saat memberikan
Keterangan di MUI Pusat.

Hal itu selalu merugikan, menyudutkan, bahkan mendeskreditkan lingkaran rakyat Indonesia  yang tidak memilihnya waktu pemilu. Bukan dari partainya, jelas Din.

"Pesan saya yang kedua, apapun keputusan MK, maka jadikanlah ini pelajaran bagi mereka yang merasa dirugikan, dan juga sudah semestinya menjadi catatan bagi yang dinyatakan pemenang, bahwa ia naik bukan tanpa catatan," tuturnya.

Din juga berpesan kepada pemimpin yang menang, agar mampu menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia dan menegakkan keadilan pun bagi seluruh rakyat Indonesia.

Komentar