The Atjeh Connection Menuju Sertifikasi Halal

Mie Aceh dan Kopi Sanger di
The Atjeh Connection

"No pork no lard (tanpa babi, tanpa lemak babi)" Tulisan seperti ini acap kali kita temui di resto-resto yang ada di beberapa mall besar di Jakarta. Namun, apakah kita sudah yakin bahwa makanan yang di sajikan sudah terjamin kehalalannya? Sedangkan logo halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) pun tak terlihat di restoran tersebut. Lantas pernahkah kita menanyakan lansung pada karyawan restorannya?

Hal ini pernah dialami langsung oleh Bu Anita Amir selaku owner dari The Atjeh Connection, ketika berwisata kuliner di salah satu mall terkenal di Jakarta. Waktu itu, Bu Anita dan Suami tertarik untuk mampir ke sebuah resto yang bertuliskan 'No pork, no lard'. Nah, ketika melihat daftar menu, ia menemukan sebuah tulisan kecil 'Pork n lard' yang disertakan di bawah menu yang hendak dipesannya. Ia pun mendadak terkejut melihat tulisan kecil yang nyaris tak terbaca itu, saking kecilnya tulisan.

Ibu Anita Amir (Gamis Hitam), Founder
The Atjeh Connection sedang menceritakan
Pengalaman nya
"Tulisannya kecil banget, nyaris gak kelihatan jika enggak teliti bacanya. Saya kaget donk, langsung saya tanyakan ke embak-embak pelayannya. Tau enggak apa yang dikatakan pelayannya pada saya?
Sambil senyum, embak-embak pelayan bilang: memang ada kandungan babi dan minyaknya bu, tapi sedikit sekali. Dan nanti akan dipisahkan jika ibu tidak berkenan," kata Bu Anita menjelaskan kepada teman-teman Blogger Halal, Jum'at (01/03/2019).

Padahal di restoran itu saya melihat banyak sekali muslimah berhijab, dengan lahapnya menyantap hidangan yang disajikan, sambung Bu Anita sembari melanjutkan ceritanya. "Saya bersyukur karena Allah telah menunjukkan kebenaran pada saya waktu itu, tapi terus terang saya mencemaskan anak-anak saya jika suatu misal jajan di mall, dan secara tidak tau atau tidak sadar bahwa makanan yang dikonsumsinya adalah makanan yang tidak halal, saya khawatir hal ini akan mempengaruhi akhlaknya, kan di dalam Al-Qur'an sudah ada ketentuannya," beber Bu Anita.

 Ayat Al Qur'an tentang makanan yang halal dan thayyib:
 Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin, sangatlah peduli dan memperhatikan pemeluknya. Tidak ada satupun ketetapan Allah yang sia-sia. Misalnya ketetapan Allah terkait halal haram suatu makanan dan minuman.

Firman Allah dalam Q.S Al Baqarah: 168
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."

Firman Allah dalam Q.S Al Maidah: 88
"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayyib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya". 

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang tidak hanya halal, tapi juga baik (Halalan Thayyiban), agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan dalam perintah ini disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah swt, sebagai sebuah perintah yang jelas dan tegas.

Penjabaran Halal oleh LPPOM MUI dalam Talkshow Halal bersama The Atjeh Connection dan Blogger Halal Indonesia


Dirut LPPOM MUI,
Bapak Lukmanul Hakim
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) terus melakukan sosialisasi halal kepada masyarakat, baik produsen maupun konsumen. Dalam hal ini, LPPOM terus berkolaborasi dengan banyak pihak. Salah satunya dengan komunitas Blogger Halal yang siap menjadi Duta Halal dalam menyebarkan informasi terkait pentingnya kehalalan suatu produk.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama LPPOM MUI, Bapak Lukmanul Hakim saat menjadi pembicara di acara Takshow Halal yang bertajuk "Prosedur Sertifikasi Halal LPPOM MUI dan Tantangan Industri Halal di Era Digitalisasi 4.0'.

Blogger Halal Indonesia
(BHI) yang menjadi Duta Halal LPPOM MUI

"Blogger dan Vlogger akan menjadi Duta Halal LPPOM MUI yang hanya memviralkan isu-isu yang benar dan meluruskan isu-isu yang tidak benar", kata Pak Lukman.

 Pak Lukman juga menambahkan penjelasannya bahwa berkembangnya isu hoax di masayakat tentang produk non halal, benar-benar memiliki dampak yang sangat besar. Pada akhirnya, LPPOM MUI akan terus berperan dalam mengklarifikasi isu-isu yang ada.

Menurut Pak Lukman, Halal dan haram ini sebenarnya merupakan terminologi agama yang penilainnya berdasarkan Al Quran dan Hadist. Namun diantara halal dan haram ada zona samar, disinilah dibutuhkan fatwa dari LPPOM MUI terkait kehalalan produk. Apalagi Indonesia sudah menjadi Pusat Halal Dunia sejak 2012 dengan didirikannya Global Halal Center, Bogor yang merupakan kantor pusat LPPOM MUI.

Dari kiri ke kanan: Ibu Lia Amalia, Pak Sobari, Pak Lukman
, Bunda Anifah, Ibu Anita
Sementara itu memasuki era digitalisasi 4.0, industri halal pun semakin berkembang.  Semua proses produksi dan pemasaran ditopang dengan internet. Secara garis besarnya, revolusi industri halal 4.0, merupakan integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di sebuah industri.
Dalam hal ini, Ibu Lia Amalia selaku Kepala Bidang Sosialisasi dan promosi Halal LPPOM MUI turut menjelaskan tentang mudahnya kepengurusan sertifikasi halal.

"Pengusaha tidak perlu repot-repot untuk datang ke kantor LPPOM MUI yang ada di Bogor, cukup dengan mengakses website resmi di www.halalmui.org dan daftar melalui Cerol (Sertifikasi Halal Online). Para pengusaha baik kecil maupun besar bisa mengakses secara langsung dalam mengajukan sertifikasi halal secara online", jelas Ibu Lia.

Selangkah Lagi, The Atjeh Connection Bersertifikasi Halal 
Nasi Goreng Aceh
Ketika salah satu rekan blogger bertanya kepada Ibu Anita mengenai arti makanan halal menurut pandangannya, ia menjelaskan bahwa "Makanan halal adalah makanan yang tidak mengandung bahan-bahan haram (seperti babi dan turunannya), jika itu minuman tidak mengandung alkohol yang memabukkan. Selain itu, modal yang digunakan sebagai bisnis juga berasal dari rezeki yang baik dan halal," jelasnya.

Meskipun semua menu yang disajikan di The Atjeh Connection sudah menggunakan bahan-bahan yang halal, Ibu Anita tetap akan mensertifikasikan resto miliknya demi ketenangan dan kenyamanan pelanggan.
Yuk Ngopi Cantik di
The Atjeh Connection
Di akhir acara, Ibu Anita mengajak teman-teman blogger untuk mencoba kopi sanger dan  hidangan khas Aceh yang kaya akan rempah. Saya sendiri memilih untuk menu Nasi Gurih, yang memiliki cita rasa yang lezat dan bikin nagih.
Nasi Gurih Aceh
Dalam satu porsi Nasi Gurih khas Aceh, terdiri dari nasi, telur balado, sambal hijau, ikan asin, dan juga kerupuk. Saya memberi nilai 8 untuk menu Nasi Gurih Aceh yang cocok di lidah.

Sementara untuk Kopi Sanger, menurut saya rasanya cukup pas. Pas dalam arti, campuran komposisi antara kopi dan susu di dalamnya. Tidak saling mendominasi, namun mewarnai dan menciptakan rasa baru yang beda dengan kopi lain. Beda! Saya beri nilai 8 untuk kopinya.
Kopi Sanger,
The Atjeh Connection
Selain Nasi Gurih dan Kopi Sanger, ada juga Mie Aceh, Ayam Tangkap, Pliku, Kare Kambing, dan masih banyak menu Aceh lainnya yang siap memanjakan lidah para pengunjungnya.

Yuk, kunjungi The Atjeh Connection, dan rasakan sensasi kelezatan menu makanan khas Aceh yang tidak bisa didapatkan di tempat lain.

Halal is my life😍

Komentar

Posting Komentar