Berawal dari Diary, Latisa Naraswari Sabet Rekor MURI

Latisa Syafa Naraswari,
 ketika mendapatkan
Piagam penghargaan dari MIRI.
(Foto Dokpri)
Beberapa saat saya terpaku pada rajutan kata di dalam sebuah buku berjudul "Drifting Away, Love Letters & Broken Clocks". Lembar demi lembar saya sesapi setiap imaji yang ditorehkan oleh pujangga muda berparas cantik nan anggun ini, Latisa Syafa Naraswari. Gadis belia berusia 15 tahun ini, sudah piawai menulis puisi dan prosa dalam bahasa Inggris. Atas karyanya ini, tak heran jika Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mengganjar penghargaan sebagai Perempuan Termuda Pengarang Buku Puisi dan Prosa dalam Bahasa Inggris, Jumat (14/12/2018).

"Pada awalnya aku enggak menyangka bisa menerima penghargaan ini, banyak pihak yang telah membatuku sehingga berhasil meraih prestasi seperti ini, aku berharap buku ini bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang", jelas Latisa.
Yusuf Ngadri dan Latisa
(Foto Dokpri)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Yusuf Ngadri, Senior Manager MURI ini mengatakan bahwa Latisa ini bisa dibilang sebagai seorang anak yang memiliki kelebihan berbeda, karena memang belum ada penulis muda berusia 15 tahun yang mebuat karya sperti ini.

"Kita patut bangga dengan diluncurkannya buku Drifting Away ini, karena isinya sangat bagus dan mengedukasi para generasi muda kita. Oleh karena itulah MURI memberikan penghargaan rekor ini kepadanya" imbuh Yusuf.

Ketika ditanya terkait alasan menulis dengan menggunakan bahasa Inggris, Latisa mengungkapkan bahwa dirinya tidak mahir menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena sejak kecil, dia sudah di sekolahkan oleh orang tuanya di sekolah internasional, yang kesehariannya menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. 

"Jadi, nulis diary-nya juga pakai bahasa Inggris. Karena aku tuh suka belepotan atau kurang lancar dalam menulis bahasa Indonesia. Nah, daripada takut salah arti lebih baik aku nulisnya pakai bahasa yang lancar saja." Ujar mahasiswi tingkat 1 Unisadhaguna International College (UIC) ini dengan senyum santunnya.

Semua Berawal dari Diary 
Keberadaan buku diary memang sangat populer di era tahun 90-an. Dalam diary, kita bisa mengungkapkan segala peristiwa yang telah kita lalui. Bicara soal diary, saya secara pribadi bisa merasakan asyiknya curhat melalui buku ajaib tersebut. Meskipun saat ini buku diary dianggap kuno oleh sebagian orang, hal ini tidak berlaku bagi Latisa. Justru dari kebiasaannya menulis buku diary, akhirnya dia bisa menyabet rekor MURI. 

Dara kelahiran 23 Maret 2003 ini sebenarnya menyukai dunia tulis menulis sejak duduk di bangku SMP. Namun sayangnya saat itu dia belum bisa menekuninya. Sampai akhirnya di tahun 2017, dia memutuskan untuk menulis secara serius. Hal ini diiringi oleh peristiwa patah hati yang tengah dirasakannya. Sebagai pelampiasannya, Latisa menuangkan kisah asmaranya yang kandas tersebut dalam bentuk puisi dan prosa.

"Waktu itu aku memang sedang mengalami masalah. Jadi aku lebih memilih menghabiskan waktu di dalam kamar untuk curhat di diary. Untuk lebih amannya, aku nulisnya dalam bentuk puisi dan prosa. Karena dalam kata-katanya tidak menyebutkan nama dan peristiwa secara jelas. Saking asyiknya, sampai-sampai aku enggak sadar kalau sudah menulis banyak," ungkap gadis sulung dari tiga bersaudara ini.

Nah, sepertinya cara move on Latisa ini sangat patut untuk ditiru, nih. Biar terarah dan menghasilkan karya, bukan sekadar mengumbar kegalauan semata.

Air Mata di Drifting Away

Terus terang, Drifting Away adalah buku puisi dan prosa berbahasa Inggris pertama yang  saya baca. Dan membutuhkan waktu 2 hari untuk bisa menapaki fantasi yang tersirat di dalamnya. Sebuah perjalanan rasa yang dimuat berdasarkan apa yang dilihat, dirasa dan didengar. Sehingga, nyawa dalam Drifting Away mengandung makna peristiwa hidup yang bisa dirasakan bagi semua penikmat prosa dan puisi tak terkecuali saya.

Saya merasakan kejujuran di setiap untaian kalimat indahnya. Banyak sekali luapan perasaan yang terombang-ambing oleh ombak besar di lautan. Tak hanya terkait soal asmara semata. Ada beberapa peristiwa universal lainnya. Sebagai salah satu contohnya, di dalam Drifting Away juga mengisahkan tentang emosi, arti penting mencintai diri sendiri , bahkan sampai bullying yang membuat saya meneteskan air mata.

Dalam rangkaiannya, buku yang berisi sekitar 100 judul ini, menyiratkan pesan bahwa mencintai seseorang dengan tulus bukanlah sebuah kesalahan. Karena sebuah cinta yang tulus itu tidak mengharapkan lebih. Jadi, ketika cinta tersebut tidak bisa digenggam lagi, maka kita harus belajar melepas dan merelakannya. Wow, benar-benar menarik dan syarat makna. 

Selain itu Drifting Away memiliki daya tarik tersendiri, yakni dilengkapi dengan karya ilustrasi yang didesain langsung oleh Latisa sendiri. Ilustrasi ini seirama dengan makna puisi dan prosanya.
Bunda Ary Ambiary dan Latisa
(Foto:dokpri)

Dukungan Seorang Ibu 
Keberhasilan Latisa tidaklah jauh dari doa dan dukungan sang Bunda. Perasaan bangga dan sedikit tak percaya turut dirasakan oleh Bunda Ary Ambiary. 
"Saat mendengar buku karya anak saya masuk dalam daftar perolehan dan penghargaan rekor MURI, saya sempat kaget enggak percaya. Karena saya enggak pernah terlintas tentang award sama sekali, apalagi sekelas MURI. Yang terpenting bagi saya adalah semoga buku ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi banyak orang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Latisa selama ini," jelas Ibunda Latisa sembari berkaca-kaca dan nyaris meneteskan air mata haru.
Salah satu prosa dan gambar ilustrasi
(Foto:dokpri)
Dalam bukunya tersebut, Latisa juga menuangkan sosok Ibundanya yang hebat, dalam untaian prosa yang indah dan menyentuh seperti di bawah ini:

Mother,
       
     A title above all,
          Treated like a queen always,
                     Yet rebelled to everyday.
                               Better than any man. 
                                        Beautiful in anyway.
                                                   An inspiration_

The only other person than knows me as much as my maker.
Always making the best out of any situation; Always showing me new ways to treat and respect. Showing me temptation, showing me how being a bad bitch is done right. Fighting her demons everyday with all her strength and might. A being of many talens. The only person I plan on making proud. The only other opinion that counts. Testing your limits and patience with love and arguments. Thr most hard working headstrong person in the face of the planet. Her stubborness and determination build her, delicate loving character. Put on earth just to astonish others on how amazing, one can be.

An angel in a form of my mother.
  
-Drifting Away- Latisa Syafa Naraswari-

Komentar

  1. Sangat menginspirasi yaaa mba.. Dulu aku 15 Tahun fokus belajar doang.. Wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar