Tahun Politik, Butuh Penyejuk dari Tokoh Lintas Agama

Narasumber dari Tokoh Lintas Agama Indonesia
(Foto: Dokpri DiaryAida)

Jakarta, 15 November 2018, Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia menggelar Seminar Nasional dengan tema "Peran Tokoh Lintas Agama di Tahun Politik".

Aserna Irjen Pol. Dr. Gatot Eddy Pramono. M.SI yang juga menjabat sebagai Kasatgas Nusantara Polri membuka acara ini dengan  memberikan sambutan, dan pemaparan yang singkat mengenai keberagaman dan kemajemukan serta toleransi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Negara Indonesia memiliki ideologi yang sama yaitu Pancasila.
Dalam sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" dan sila ketiga "Persatuan Indonesia". Kedua sila ini menggambarkan Ideologi yang mencerminkan keberagaman Indonesia.

Irjen Pol Dr. Gatot Eddy Pramono M.Si
Asrena Polri
(Foto: DiaryAida)


Pada tahun 2019 yang akan datang, Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika pada pemilu di tahun sebelumnya hanya memilih DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota. Di tahun mendatang, selain empat surat suara diatas, maka akan ditambah dengan satu surat suara lagi yakni Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 17 April 2019.

Dalam kesempatan yang sama, Gatot Eddy Pramono juga memaparkan bahwa "Peran Tokoh Lintas Beragama diharapkan sebagai Penyejuk di tengah panasnya tahun politik". Polri dalam hal ini bersikap netral dan mengajak seluruh lapisan masyarakat  untuk menjaga dan menghindari konflik--konflik, serta merawat keberagaman agar terwujud pemilu damai tanpa ujaran kebencian, jelasnya.

Pembuatan Seminar Nasional oleh Gatot Eddy
(Foto: Diary Aida)


Selain itu, Gatot Eddy Pramono juga menyampaikan tentang media sosial yang menjadi ancaman serius bagi kemajemukan dan toleransi antar masyarakat. Seperti halnya dengan maraknya penyebaran berita-berita tidak benar atau hoax.

Analisa kerawanan pemilu saat ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari kampanye hitam serta isu-isu dan berita-berita bohong yang berkembang dengan bersinergi untuk menghindari  hal-hal yang dapat memecah belah , sehingga kerukunan antar umat beragama dan keberagaman bangsa tetap dapat terjaga", tandasnya.

Dalam Seminar Nasional ini, dihadiri oleh seluruh Majelis Keagamaan dari seluruh Indonesia diantaranya K.H Yusnar Yusuf, K.H As'ad Said Ali dari Majelis Ulama Indonesia, Romo Agustinus Ulahayanan dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI), MPU Suhadi Sendjaja, Pdt Henriette L. Hutabarat-Lebang, Wayan Suyasa dari Perisada Hindu Dharma, Uung Sendana L Linggaraji dari Konghucu, Ketua Bawaslu Abhan, dan ketua KPU Arief Budiman.

Komentar