Satu Dekade Kereta Commuter Indonesia: Hadirkan Nuansa Gathering yang Berbeda

Foto Bersama di depan Museum Ambarawa


Satu dekade bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah perubahan. Banyaknya drama yang bergenre realita, tampaknya sudah menjadi hal biasa dalam mengisahkannya.

Padahal, jutaan perjalanan sudah dicapainya. Tepatnya, 1.140.000 perjalanan dalam sepuluh tahun. Tidak banyak yang mengetahuinya, karena dia tetaplah kokoh dan setia untuk mengantarkan kita. Inilah dia si ular besi dari PT KCI.




Perubahan bukanlah perkara mudah. Angan demi angan dirangkai untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Namun, sekadar angan pun tidaklah cukup. Diperlukan realisasi maksimal untuk menggapai sebuah mimpi. Adakalanya dia meneteskan air mata, ada saatnya pula dia mengembangkan senyum. Itulah proses perjalanan yang mau tidak mau harus dilaluinya untuk menggapai sebuah mimpi. Bukan sekedar mimpi pribadi, tapi mimpi untuk kebaikan negeri Ini.

Sebuah pencapaian yang harus diapresiasi menurukku. Jika boleh throwback sebentar,  di tahun 2008, si ular besi ini terlihat mengenaskan, dengan penampakan penumpang yang berjubel, bahkan sampai meluber ke atas gerbong. Berbagai macam cara dilakukan oleh PT KCI, mulai dari penyemprotan air, pemasangan alat tinju dan lain sebagainya.

Dalam hal ticketing pun sudah mengalami banyak perubahan, mulai dari tiket kertas sampai e-ticketing yang mudah. Pencapaian ini tak lepas dari adanya support yang diberikan oleh para penikmat kereta itu sendiri. Oleh karena itu, PT KCI seringkali mengadakan gathering bersama komunitas yang ada di Jabodetabek. Tujuannya adalah untuk menjalin silaturahim, itu yang utama. Selain itu, KCI juga memberikan wadah bagi para penikmat kereta untuk menyampaikan keluhan, pesan dan kesan untuk kebaikan bersama.

Foto(dokpri) : pembekalan sebelum berangkat ke Semarang


The Decade Commuterline Community Gathering 2018 

Beberapa hari yang lalu, PT KCI mengadakan gathering bersama 21 komunitas yang ada di Jabodetabek. Community gathering kali ini berbeda dengan gathering yang biasanya diadakan oleh KCI sebelumnya.

  The Decade Journey Commuterline Community Gathering 2018 kali ini diadakan di Semarang Jawa Tengah, dengan mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa dan beberapa tempat lainnya, yang menjadi icon kota lumpia tersebut. 

Bersyukur sekali aku bersama komunitas blogger TDB (Tau Dari Blogger) mendapatkan undangan gathering yang keren ini.

Mb Adisti, Mb Isma, Bu Fauziah, Aida


Jakarta, 17 Oktober 2018 untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Stasiun Juanda yang merupakan kantor pusat PT KCI, untuk melakukan konfirmasi daftar ulang guna mengikuti acara gathering.

Aku tak sendiri, ada Bu Fauziah yang juga bersamaku. Dari komunitas TDB sebenarnya ada tiga undangan yang harus registrasi, berhubung salah satu dari teman kami yang bernama Mas Hatta masih berada diluar kota, jadinya kami datang berdua saja untuk registrasi, untungnya proses registrasi bisa diwakilkan dengan mengirim foto KTP melalui whatsapp. Jadinya, kita bertiga tetap akan berangkat menjadi team yang kompak, hehehe. 

Di stasiun Juanda, kami berdua bertemu dengan Mbak Adisti dan Mbak Isma. Mereka begitu ramah dan sabar menjelaskan rundown acara gathering yang akan dilaksanan pada tanggal 24, 25, 26 Oktober 2018.

 Duuh,,, udah enggak sabar pengen segera berangkat.

Foto (dokpri): Suasana di Stasiun Gambir,
 sebelum berangkat


Day 1 : Jakarta-Semarang-Ambarawa 24 Oktober 2108

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Dengan menggunakan transportasi online dan diantar oleh orang spesial, aku pun berangkat menuju stasiun Gambir, Jakarta. Di ruang kedatangan VIP, sudah ada ketiga teman yang sudah menungguku. Enggak hanya itu, banyak sekali wajah-wajah baru yang terlihat bersemangat dari berbagai komunitas yang sudah siap untuk berangkat ke Semarang.

Foto(doktri): Meja Registrasi 



Sebelum berangkat, kami pun melakukan registrasi ulang dan juga diberikan name tag serta pembekalan dari salah satu wakil panitia acara gathering.

Pukul 07:00 kami semua sudah berada di dalam kereta api Argo Muria.

Foto(dokpri): Suasana di dalam kereta


Sebuah awal perjalanan yang sangat menyenangkan bersama teman-teman baru yang begitu baik. Tidak ada  perbedaan diantara kami, yang ada hanyalah satu kalimat, yakni kami sama-sama pecinta kereta. 

Foto (dokpri) : Mba Desty


Selama perjalanan, tak ada rasa bosan sama sekali, saling mengenal satu sama lain sembari bercerita pengalaman, menjadi hal yang asik dan seru. Oh ya inilah Desty, teman sebangku dan juga teman sekamarku, gadis manis lulusan jurnalistik ini begitu baik dan juga asik diajak ngobrol. Sampai-sampai tak terasa sudah 6 jam perjalanan. 

Pukul 13:00 kami pun sampai di Stasiun Tawang, Kota Semarang.

Welcome Semarang (foto:dokpri)


Panitia memberikan waktu sekitar 20 menit untuk melaksanakan sholat dzuhur dan istirahat sejenak. Setelah itu, kami pun sudah harus bersiap untuk masuk ke dalam bus menuju Museum Kereta Api Ambarawa. Ada tiga bus yang membawa 125 orang peserta gathering dari Jakarta.

Foto bersama di depan kereta uap(foto dokumen KCI)


Museum Kereta Api Ambarawa

Perjalanan dari stasiun Tawang menuju Museum Kereta Api Ambarawa membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Museum ini berada di desa Panjang, Ambarawa, Semarang. Museum yang terletak pada ketinggian +474,40 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang dan dikelola oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT.Kereta Api Indonesia yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

Stasiun Ambarawa (foto:dokpri)


Setelah menempuh perjalanan dengan pemandangan indah, sampailah rombongan kami di Museum Ambarawa. Secangkir kopi khas Ambarawa dan seporsi kue tradisional yang nikmat, menyambut hangat kedatangan kami. Sembari melihat beberapa lokomotif kereta api zaman dahulu, ada juga mesin pencetak tiket, serta beberapa investaris stasiun yang digunakanan pada era nya.


Lokomotif B2502 (foto:dokpri)


Museum Ambarawa awalnya adalah sebuah stasiun kereta api kelas 1 peninggalan Hindia Belanda  yang sekarang dialih fungsikan menjadi sebuah museum. Didalamnya memiliki koleksi kereta api yang pernah populer di zamannya. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif  nomor B2502 dan B2503 buatan Maschienfabriek Esslingen. yang sampai sekarang masih beroperasi sebagai kereta api wisata. 

Kopi Ambarawa dan Jajan tradisional
(foto:dokpri)

Sore ini, kami beserta rombongan berkesempatan menaiki kereta api uap dengan nomor lokomotif B2502. Senang pastinya..! Bisa merasakan naik kereta api uap zaman old yang hanya ada 3 di dunia, salah satunya ada di Indonesia.  Kereta api uap yang kami naiki dari stasiun Ambarawa menuju stasiun Tuntang ini menggunakan bahan bakar kayu jati. Keren banget...! 

Perjalanan kereta wisata kami begitu memanjakan mata dengan pemandangan hijau persawahan, tambak, dan juga deretan pegunungan yang begitu memukau.

Jamu Tradisional di Stasiun Tuntang
(foto:dokpri)

Setibanya di stasiun Tuntang, kami pun disambut dengan alunan musik tradisional dan juga minuman jamu tradisional seperti kunyit asam, beras kencur, kunci sirih, yang kesemuanya mampu menyegarkan badan kami setelah menempuh perjalanan jauh.

FGD (Diskusi Pelayanan KRL)

Puas menikmati kereta api uap di Ambarawa, aku beserta rombongan menuju hotel di kawasan Bandungan.

Emerald Oak Tree, disinilah KCI menggelar FGD (Forum Grup Discussion) bersama 21 komunitas pecinta kereta. Komunitas tersebut yakni : Komunitas Edan Spur, Peron 3, TDB (Tau Dari Blogger), Campursari Transportasi, GM Marka, IRPS, Jalur Depok Bogor, CL Mania, JB, FKPKT, Cemplus, Jalur Serpong, Aspeka, KRL Mania, Rail Fans Daop 1, Jalur Nambo, FkPKPP, KMP, Jalur Duri Tangerang, dan JBFT.

FGD sedang berlangsung
(foto:dokpri)


"Keterlibatan komunitas banyak sekali memberi masukan kepada KCI, sangat membantu untuk perbaikan KRL kita. Kegiatan ini baru pertama kali diadakan di luar kota, ini juga berkat usulan dari teman-teman komunitas. Saya berharap agar terus terjalin komunikasi dan silaturahmi dengan teman-teman pecinta KRL." Jelas Mega Rusiandi, Direktur Pelayanan KCI ditengah perjalanan bersama kereta api uap.

Pak Mega (kiri) dan Mas Hatta (kanan)
(foto:dokpri)


Sementara itu, Art Rodhi salah satu peserta dari komunitas JBFT mengatakan bahwa "Kegiatan ini bisa mengajak dan mengumpulkan komunitas pecinta  KRL untuk liburan bersama,. Perjalanan ini adalah pengalaman pertama saya menaiki kereta api jarak jauh, karena biasanya hanya bisa naik KRL, enak banget, sering-sering aja, sukses terus untuk KCI."

Art Rodhi bersam Ibundanya
(foto:dokpri)


Sharing season dalam FGD berlangsung begitu santai dan hangat, beberapa peserta juga sangat antusias mengutarakan keluhan, pesan, dan kesan demi terwujudnya pelayanan KRL yang lebih baik lagi.

Wiwik Widayanti, Direktur Utama PT KCI mengatakan bahwa "Tujuan diadakan gathering community di Semarang adalah untuk menciptakan suasana yang berbeda, jika biasanya kita dimudahkan dengan teknologi modern dalam menaiki KRL, nah sekarang ini kita bisa menikmati kereta api jadul. Selain itu juga untuk manambah komunikasi dan silaturahmi yang lebih baik lagi dengan teman-teman komunitas pecinta kereta api."

Acara FGD ditutup dengan games seru dan pembagian door prize yang menarik. 

Day 2 Amazing Race, 25 Oktober 2018 (Sam Po Kong, Lawang Sewu, Kota Lama, Stasiun Poncol, Simpang Lima)

Rundown acara di hari kedua diawali dengan sarapan bergizi dan juga stretching ringan. Tak ketinggalan games seru yang berakhir dengan pembagian kelompok untuk Amazing Race. 


Inilah Kelompok Satu
(foto:dokpri)


Dari sinilah kelompok satu terbentuk, sebuah team yang terdiri dari 8 orang yang kesemuanya baik dan juga setia kawan, (I miss u all, gaes...!).

Dari 125 peserta yang terbagi menjadi 11 kelompok, dengan menumpangi 11 armada, siap seru-seruan dalam Amzaing Race dibawah panasnya kota Semarang.

Pengalaman Berkesan bersama Kelompok 1 

Klenteng Sam Po Kong
(foto:dokpri)


Inilah kelompok satu: ada Kak Hatta sebagai ketua, ada Kak Golden, Mbak Amel, Bu Fauziah, Siti, Rizki, Fadil, dan juga aku. Petualangan kami berawal dari penyusunan puzzle yang harus dirangkai menjadi sebuah persegi, sudah pasti rangkaian inilah yang nantinya akan memberikan kami clue ke lokasi pertama. Berbagai macam cara kami coba untuk memecahkan tantangan ini, serius dan menegangkan pastinya. Sampai akhirnya clue pun berhasil kami dapatkan. Dan lokasi pertama yang harus kami kunjungi adalah Klenteng Sam  Po Kong.  Sebuah tempat petilasan, yang dulunya bekas persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam bernama Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya kota Semarang.

(Foto by : Siti R)


Di tempat inilah kami diberikan Challenge pertama untuk mencari persamaan kartu remi dalam satu kali balik.   Dibutuhkan kerjasama team yang kompak dan yang paling penting adalah satu: tidak curang. Semua aturan yang diberikan harus dipatuhi dengan baik, hal inilah yang memberikan nilai plus.

Tak berlangsung lama, kelompok satu berhasil menyelesaikan tantangan untuk mendapatkan clue berikutnya. Sebelum menuju lokasi kedua, kami tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan momen kebersamaan ini.

Siti, Me, Amel, Fauziah,Hatta, Rizki,Golden,Fadil
(Foto dari kiri ke kanan, )


Lokasi kedua tujuan kami adalah Lawang Sewu. Sebuah bangunan kuno yang menjadi icon kota Semarang ini memiliki banyak pintu dan jendela. Sehingga disebutlah Lawang Sewu. Bangunan kuno yang megah berlantai dua ini dahulunya dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. 

Foto bersama dalam satu frame
( foto dok mas Prima)


Di Lawang Sewu inilah kami mendapatkan challenge kedua yang tidaklah sulit, lagi-lagi kekompakan team adalah yang utama. Dengan menggunakan dua gelondong tisu, kami diharuskan membungkus salah satu teman kami menyerupai mummi. Setelah menjadi mummi, kami pun harus berfoto di lima lokasi yang berbeda. Tak berhenti disitu saja, kami juga membuat yel-yel untuk menambah kekompakan dan penyemangat team. Barulah kami mendapatkan clue lokasi tujuan berikutnya.

Stasiun Poncol adalah clue ketiga kami, disini kami hanya singgah beberapa menit untuk menyelesaikan challenge berfoto selvie bersama dalam satu frame kecil. Cekrek-cekrek,,,jadilah foto kami dengan berbagai macam pose, namun tetap dalam konteks.

Sebelum amazing race dilanjutkan, kami diajak menuju restoran untuk makan siang dan juga salat dzuhur. Menu yang disajikan, semuanya lezat menggugah selera.

Jika perut sudah aman terisi, ini saatnya kembali menuju clue keempat yang diberikan usai makan siang di restoran. Sebuah tulisan dengan aksara jawa sebagai petunjuk lokasi berikutnya yang akan kami tuju.

Lantai ini panas gaees...!ho ho ho
(foto dok mas Prima)


Welcome Kota Lama Semarang , sebuah kawasan yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20. Secara umum karakteristik bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa. Hal ini tampak jelas dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. 

Cuaca panas kota Semarang waktu itu tidak menyurutkan semangat kami untuk menyusuri bangunan bersejarah ini. Apalagi usai konser menyanyikan lagu daerah di taman Sri Gunting dengan tembang "Suwe Ora Jamu" yang berasal dari Jawa Tengah.

Kelompok satu berhasil menghapal lirik lagu bahasa Jawa dalam waktu tak lama. Padahal kelompok kami berasal dari berbagi daerah yang berbeda. Amazing...! inilah uniknya Indonesia, meskipun kami berbeda, namun kami tetaplah satu: Putra dan Putri Indonesia. (hiks,,,jadi tambah kangen sama kalian gaes..!)

Kios Souvenir di sepanjang kawasan Kota Lama
(foto:dokpri)


Oh ya di kawasan kota lama Semarang ini, tampak berjajar kios-kios yang menjual barang-barang kuno dan juga berbagai macam jenis aksesoris unik yang sangat menarik perhatian. Akhirnya, aku pun tergoda untuk membeli sebuah kalung cantik.

Puas menikmati keindahan kota lama Semarang, kami pun mendapatkan clue terakhir yaitu Simpang Lima . 

Well, inilah challenge terakhir yang lumayan menguras kreativitas team. Yaitu dengan membuat miniatur kereta dari bahan kertas karton yang di lem dan dihias. Waktu itu kondisi kami memang sudah lumayan lelah usai ditempa cuaca panas yang mencapai 40 derajat (Ketua kami sempat mengukur suhu juga). Jadinya kreatifitas pun mulai menurun, hihihihi. Tapi jangan khawatir, kelompok satu tetaplah sukses menyelesaikan challenge terakhir. (foto hasil kerajinan kami menyusul yak, nunggu kiriman dari mas fotografer).

Gala Dinner (Malam Terakhir di Semarang) 

Usai menuntaskan challenge terakhir, kami pun menuju hotel di kamar masing-masing untuk istirahat sejenak.

Suasana Gala Dinner
(foto dokpri)



Pukul 19:00, Gala Dinner pun berlangsung romantis di area outdoor sekitaran kolam renang. Alunan musik dan pembagian door prize menambah seru acara ini. Meskipun kelompok satu belum berhasil menjadi juara, aku tetaplah bangga. Suatu kebahagiaan tersendiri bagiku bekerjasama dengan team yang luar biasa seperti kalian. 

Day 3, 26 Oktober 2018 (Kembali ke Jakarta)

Waktunya kita check out hotel menuju lokasi terakhir yaitu Kampung Semarang. Sebuah tempat yang menjual oleh-oleh khas kota Semarang. Ada apa saja yah?

Lumpiah merupakan makanan khas dan juga menjadi julukan dari kota Semarang itu sendiri. Namun, oleh-oleh khas kota Semarang sangatlah beragam. Sebut saja bandeng presto, tahu baso, wingko, dan masih banyak lagi . Selain itu, di  Kampung Semarang ini juga menjual beragam pakaian, tas, topi, dan aksesoris yang kesemuanya berbahan dasar batik. Harganya pun tergolong ramah di kantong. 

Puas berburu oleh-oleh, kami pun melanjutkan makan siang terlebih dahulu sebelum menuju stasiun Tawang. 

Pukul 16:00 dengan menumpangi kereta api Argo Muria, kami beserta rombongan kembali ke Jakarta.

Selama perjalanan, aku berusaha untuk tidak menutup mata sama sekali. Bagiku perjalanan ini terlalu indah untuk dihabiskan dengan tidur di kereta. Bercengkerama dan berfoto selvie adalah cara terbaik yang dapat dilakukan sebelum kami mengucapkan sayonara.

Foto Terakhir Sebelum Turun dari Kereta
(foto dok Filda)


Finally ,,, pukul 22:08 kereta kami pun tiba di stasiun Gambir. Sayonara  akhirnya terucap juga.heheheh.

Terima kasih buat  KCI atas perjalanan dan pengalaman manis ini.  Semoga di tahun depan bisa diadakan lagi Community Gathering bersama kami para pecinta kereta api. Sukses selalu untuk KCI dan Teman-temanku semua. 

Komentar

  1. Pengalaman yang luar biasa.... Semangat menggunakan Transportasi Umum yang murah, cepat dan massal

    BalasHapus
  2. Luvvvvvvv... .... ...semoga ditahun depan bisa gabung lagiii y mbaku sayng..... Sampai jumpa lagi.... Mohon maaf jika ada kekurangan... 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin,,, sami2 mba Adist, Terima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan. Luv...mbakku sayang.

      Hapus
  3. Sangat mengharukan. Kelompok paling gokil yang pernah ada. Semoga dilain kesempatan kita dapat berkelompok kembali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangaat Rev,,, selalu berharap bisa berkumpul lagi kitaah...

      Hapus
  4. Pengalaman mengesankan yang pastinya tak akan terlupakan yaa mbak selain dapat teman baru juga bisa mengenal lebih dekat tentang dunia perkereta apian indonesia. Dan aku baru tahu kalo lawang sewu dahulunya sebagai kantor djawatan kereta api indonesia yaa... thanks so much for sharing sistaku ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups,,,,bener banget mba Risma, banyak pengetahuan baru dan teman baru.

      Oh yah mengenai Lawang Sewu,,, ada artikel detailnya di geraklangkahkaki.blogspot.com hehhehe promo blog satunya.

      Makasih sudah mampir ya mba

      Hapus
  5. Krennnn sukaaa mba idaaa hahah

    BalasHapus

Posting Komentar