Doa, Dukungan, dan Terima Kasih

penyerahan bunga dan kue
(Foto:dokpri)
Jakarta begitu cerah sore itu. Aku masih ngopi cantik sembari berbincang dengan dua rekan seprofesi di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Tiba-tiba telepon selulerku bergetar di atas meja. Mbak Anifah, seorang teman dari Komisi Seni Budaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) meneleponku melalui panggilan whatsapp. Aku mengenalnya dari sebuah komunitas blogger, Tau Dari Blogger (TDB).

"Assalamu'alaikum Aida, kamu lagi dimana sekarang?" Suara Mbak Anifah terdengar bersemangat menyapa.

"Wa'alaikumsalam Mbak Anifah, saya lagi di Sarinah. Ada apa yah?" Jawabku tak kalah semangatnya, ups,.. jadi beradu semangat nih kita.

"Aida, ntar jam 7 malam kita sowan ke rumah Bu Nyai Wury yak. Alamat lengkap aku whatsapp, oke?"
"Oh, oke mbak," Jawabku spontan tanpa pikir panjang.

Sesaat kemudian, masuk pesan whatsapp dari mbak Anifah yang tertulis alamat lengkap Bu Nyai Wury, yang lokasinya tak jauh dari Sarinah. Antara senang dan gugup waktu itu. Sebersit akan moment pertemuan dengan Bu Nyai sekitar dua bulan yang lalu di Depok. Waktu itu aku sedang meliput sebuah acara istigotsah dan doa bersama KH Ma'ruf Amin.
Dalam acara tersebut, Bu Nyai Wury tampak mendampingi Pak Kyai dengan setia. Meski bertemu hanya lima menit saja, aku cukup senang bisa mengabadikan moment itu melalui kamera handphone.

Bertemu lima menit saja sudah seneng, apalagi bisa sowan ke rumah beliau? Wiiih, sebuah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan, batinku.

Usai salat magrib di mushola cafe, aku pun langsung memesan ojek online untuk mengantarkanku ke alamat yang tercantum di pesan whatsapp. Lima belas menit kemudian, sampailah aku di sebuah taman yang berada di bilangan Menteng, Taman Kodok namanya. Disinilah tempat kami janjian sebelum sowan ke rumah Bu Nyai. Tanpa menunggu lama, Mbak Anifah akhirnya sampai juga. Mobil sudah terparkir rapi di luar taman, dan kami berempat (Mbak Anifah, Mbak Ade, Pak Yulian, dan Aku)  berjalan kaki menuju rumah Bu Nyai Wury yang beralamatkan di Jalam Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat.
Suasana di halaman rumah
KH Ma'arif saat hujan mengguyur,
Terlihat beberapa Paspampres masih berjaga di teras
(Foto:dokpri)
Kira-kira lima puluh meter dari kediaman Bu Nyai, terlihat beberapa Paspampres sedang berjaga di luar pagar. Mereka mengenakan kemeja batik dengan warna dan motif yang senada. Salah seorang dari Paspamres tersebut menyapa dan mempersilahkan kami masuk ke halaman rumah yang terbilang megah itu. Tampak beberapa karangan bunga ucapan selamat ulang tahun untuk KH Ma'ruf Amin, semakin menambah cantik halaman rumah tersebut.
Foto:dokpri
KH Ma'ruf Amin yang baru saja genap berusia 76 Tahun pada Senin, 11 Maret 2019, mendapat banyak kejutan, doa dan ucapan selamat ulang tahun dari keluarga dan  berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari para relawan, tokoh publik, sahabat, artis, hingga warganet antusias menghaturkan doa dan ucapan selamat untuk KH Ma'ruf Amin.

Di Twitter, tagar #PanjangUmurKyai menempati tranding topik ketiga. Berbagai gambar, meme ucapan selamat pun bertebaran di sosial media. Termasuk meme berisi puisi dari anak laki-laki tertua beliau, yakni Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin.

"Selamat ulang tahun Abahku tercinta. Semoga panjang umur berkah maslahat. Sehat manfaat membimbing umat. Ridlo Ilahi kan selalu mengiringmu," begitu puisi yang bertagar #GusOqi yang ramai dishare.

Ngobrol Santai Bareng Bu Nyai Wury 

Wangi aneka bunga mulai menyambar indra penciumanku, saat memasuki ruang tamu yang berukuran cukup luas itu. Berbagai buket bunga dengan warna dan jenis bunga yang berbeda begitu anggun menghiasi ruangan. Wallpapper ruang tamu itu berwarna krem, dengan tulisan kaligrafi yang tergantung di tengah-tengahnya. Warna senada juga terlihat di beberapa perabotan yang tertata rapi. Di ruang tamu inilah kami berempat menunggu Bu Nyai Wury.
Suasana di ruang tunggu
(Foto:dokpri)
Kira-kira sepuluh menit kemudian, seorang Paspampres perempuan menghampiri kami dan mempersilahkan kami untuk masuk ke sebuah ruangan yang letaknya tak jauh dari tempat kami duduk tadi. Di ruangan ini, keberadaan buket-buket bunga ucapan selamat ulang tahun semakin banyak terpajang. Berwarna-warni dengan aroma khas bunga hidup yang menyegarkan.

Di ruangan inilah Bu Nyai Wury menyambut kami. Beliau tampak anggun dengan mengenakan gamis bermotif bunga dan jilbab syar'i berwarna hijau, lengkap dengan seutas senyuman ramah. Bu Nyai pun menyalami dan mempersilakan kami untuk duduk. Sapaan hangat dengan bahasan ringan mulai membuka obrolan santai kala itu, ditambah lagi dengan lima cangkir teh manis dan dua nampan roll cake yang juga turut serta menemani obrolan kami malam itu.
Bu Nyai Wury Estu
(Foto:dokpri)
Obrolan kami perlahan-lahan mulai merujuk ke bahasan perekonimian syariah di Indonesia, yang memang sudah lama digaungkan oleh KH Ma'ruf Amin yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua MUI. Bu Nyai Wury menceritakan tentang harapan besar dari sang suami untuk membantu pengembangan ekonomi syariah, seperti mendukung dan mendorong perbankan syariah, semata-mata untuk kesejahteraan seluruh Rakyat Indonesia.

"Abah (panggilan Bu Nyai Wury untuk KH Ma'ruf Amin) memang sangat erat dan kental dengan perkembangan ekonomi syariah, karena kan menurut Abah manfaatnya lebih besar, tapi untuk edukasi ke masyarakat kan memang perlu waktu," katanya.

Bu Nyai juga melanjutkan ceritanya, terkait fokus utama dari Pak Kyai sebelum dinobatkan menjadi Cawapres memanglah seputaran perekonomian syariah. Dengan adanya perekonomian yang dikelola sesuai syariah, faktanya mampu memberikan manfaat serta keuntungan bisnis yang lebih adil, baik bagi pemilik modal maupun keseluruhan penggerak roda ekonomi.

Sistem mudharabah atau yang lebih akrab dengan sebutan sistem bisnis dengan metode kesepakatan bagi hasil, dinilai lebih ramah dibandingkan dengan perhitungan bunga yang cukup memberatkan. Oleh karenanya, di moment ulang tahun Abah yang ke 76 tahun ini, Bu Nyai Wury berdoa semoga Abah senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah swt, agar bisa turut memajukan perekonomian masyarakat. Selain itu, Abah juga berharap agar umat senantiasa menjaga muamalah sesuai dengan syariah.

Tak hanya itu saja, Bu Nyai Wury juga bercerita soal halal haram yang saat ini sudah menjadi hal yang umum dibahas. Seperti halnya dengan pengembangan sistem halal di Indonesia yang sekarang sudah ada undang-undangnya. Simulasi industri halal baik untuk pasar dalam negeri maupun yang berorientasi impor, akan terus dikembangkan. Produk halal yang awalnya untuk menjaga umat, sekarang sudah menjadi bisnis global.

Bicara soal halal, saya patut bersyukur karena beberapa hari lalu tepatnya tanggal 1 Maret 2019, Komunitas Blogger Halal Indonesia (BHI) sudah di nobatkan menjadi Duta Halal oleh Direktur Utama LPPOM MUI, Bapak Lukmanul Hakim. Waktu itu Pak Lukman menyatakan bahwa "Blogger dan Vlogger akan menjadi Duta Halal LPPOM MUI yang hanya memviralkan isu-isu yang benar dan meluruskan isu-isu yang tidak benar," kata Pak Lukman.
Blogger Halal Indonesia
Berfoto bersama
Dirut LPPOM, Pak Lukmanul Hakim
di The Atjeh Connection
(Foto:dokpri)

Blogger Halal Indonesia merupakan sebuah komunitas yang berisi  para blogger yang dibentuk dari sebuah komunitas Tau Dari Blogger (TDB) yang digagas oleh Muhammad Sobari sebagai foundernya. Alhamdulillah, malam ini saya sangat bersyukur sebagai anggota BHI bisa sowan ke rumah Bu Nyai Wury bersama Mbak Anifah dari Komisi Seni dan Budaya MUI, serta dua orang sukses pemangku bisnis Financial Technology (FinTech) yaitu Mbak Ade dan Mas Yulian.

Dalam bincang santai malam ini, banyak memuat ilmu pengetahuan tentang ekonomi syariah dan juga ilmu kehidupan serta doa dan harapan yang langsung diucapkan oleh Bu Nyai Wury Estu untuk kesejahteraan seluruh Rakyat Indonesia. Tak lupa pula, Bu Nyai juga menghaturkan terima kasih atas doa dan dukungan kepada KH.Ma'ruf Amin.

"Terima kasih atas doa dan dukungannya kepada Abah, semoga kebaikan dan ketulusan dari rekan-rekan semua mendapatkan balasan pahala dari Allah swt, Aamiin," Tutup Bu Nyai Wury.




Komentar